PURWAKARTA | Prasasti Padrao yang sekarang didirikan sekitar danau Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Jawa Barat menunggu Sosok Presiden RI Ir. H Joko Widodo untuk menghadirinya dan sekaligus mengingat perjanjian antara kerajaan Sunda dan kerajaan Portugis pada 21 Agustus 1522 M.
Bulan ini, tepatnya tanggal 21 Agustus 2022 berakhirnya 500 tahun perjanjian antara kerajaan Sunda Kelapa dengan Portugis. Maka dari itu tiba saatnya Prasasti Padrao di Jawa Barat tepatnya di Jatiluhur Kabupaten Purwakarta dibentuk monumen Pancasila, untuk melestarikan perjanjian/prasasti Padrao di tanah Jawa.
Mengingat berakhirnya perjanjian dan bahwa waduk Jatiluhur merupakan Objek Vital Nasional yang merupakan Hajat Hidup orang banyak milik seluruh rakyat Indonesia sangatlah besar peran dan manfaatnya. Sebagai pendukung kedaulatan pangan nasional melalui irigasi Pertanian, PLTA Jawa-Bali, Pengendali Banjir, Olahraga Air, Pariwisata dan Perikanan. Maka dari itu, pada tanggal 26 Agustus 2022, Ketua Kelompok Petani Ikan Anserta, Taofik Hidayat (Cepi) akan melaksanakan kegiatan RUMAWAT JAGAT JATILUHUR (Gelar Budaya Ngabeungkat Mapag Cai Talaga Kahuripan Jatiluhur dan Sholawat Akbar) yang merupakan perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) atas karunianya yang telah diberikan.
“Dengan waktu sangat singkat prasasti padrao akan diperingati atau akan diadakan pada Jumat 26 Agustus ini, yang telah berumur 500 tahun sejak perjanjian kerajaan Sunda dan kerajaan Portugis,” kata Taofik Hidayat yang akrab disapa Cepi.
Lanjut Cepi, Waduk Jatiluhur yang di bangun pada tahun 1957 dengan peletakan batu pertama oleh Presiden RI Bapak Ir. Soekarno, dan Bapak Ir. Soeharto pada 26 Agustus 1967 dalam peresmian objek wisata.
“Oleh sebab itu, masyarakat dan para petani di Purwakarta sangat berharap ada Bapak Presiden kali ini yang mengingat dan menghadiri prasasti Padrao tersebut juga melakukan Pengeboman danau Jatiluhur dengan Mikroba,” ungkapnya.(red)