Tlogo Tuntang, Kabupaten Semarang. Indonesia adalah negara penghasil sampah plastic terbesar kedua di dunia, setelah RRC, dengan volume sampah plastic sebesar 12,5 juta ton per tahun( BPS 2022). Sampah plastic tersebut belum dikelola secara optimal. Selama ini, pengelolaan sampah dilakukan dengan metode 3R( reduce, reuse, dan recycle). Metode ini baik pada satu sisi, namun tidak efektif pada sisi yang lain. Bisa dikatakan bahwa metode tersebut hanya menunda status barang menjadi sampah atau limbah.
Pada sisi yang lain, sampah bisa dipandang dan dimaknai sebagai potensi besar. Baik potensi ekonomi, ekologi, maupun energy. Pengolahan sampah yang baik akan berdampak secara ekonomi dengan tambahan pendapatan yang dihasilkan, memperbaiki kondisi lingkungan, serta menghasilkan sumber energy baru( Bahan Bakar Minyak dan Gas).
Berangkat dari kondisi dan kesadaran itulah, maka perkumpulan Garda Nusantara Sejahtera( GANTARA) menyelenggarakan sosialisasi pengolahan sampah plastic menjadi Bahan Bakar Minyak( BBM) untuk 102 orang siswa SMP Pangudi Luhur Tuntang. Pelajar dipilih karena generasi ini berpotensi menjadi agen perubahan social strategis di masyarakat.
Sosialisasi dilaksanakan atas kerja-sama pihak sekolah sebagai tuan rumah dan Aktivis pelestarian lingkungan di Perkumpulan GANTARA yang sekaligus inisiator Waste To Energy “Juwanto” yang begitu antusias saat menyambut awak media dengan memberikan gambaran-gambaran tentang program penyelematan lingkungan dari sampah plastik serta dampak-dampaknya bagi generasi mendatang.
Dalam sosialisasi ini, peserta diperkenalkan bahwa sampah plastik bisa diolah menjadi bahan bakar minyak( BBM) yang bernilai ekonomi tinggi dan bisa dipakai sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin industri. BBM yang dihasilkan berupa solar, premium, dan minyak tanah. Ketiga bahan tersebut biasa disebut dengan BBM Plastik atau BBM alternatif. Dengan demikian, volume sampah anorganik( plastik) yang prosentasenya besar akan bisa dikurangi dan dikonversi menjadi bentuk lain yang berdaya guna dalam banyak aspek. Pengolahan sampah plastik menjadi BBM merupakan praktek pengolahan sampah dengan kaidah recycle dan reuse atau revalue.
Pada akhir kegiatan, siswa bersepakat untuk terlibat dalam program peduli lingkungan ini dengan memilah sampah mereka sejak dari rumah dan membawanya ke sekolah pada hari tertentu. Sampah yang dibawa ke sekolah akan ditimbang dan dicatat oleh pengurus OSIS. Hasil penjualan sampah plastic akan dipakai untuk membayar biaya sekolah atau kegiatan sekolah lainnya, misalnya study tour. Dengan cara ini, maka Mbayar Sekolah Dengan Sampah adalah sebuah keniscayaan.
Atok N Tim