Pencak silat atau dikenal silat adalah suatu seni bela diri tradisional Indonesia yang memperhatikan seni keindahan gerakan dalam setiap jurusnya. Tiap-tiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Seiring dengan perjalanan waktu, saat ini pencak silat sudah berkembang ke banyak negara, termasuk ke Eropa dan Amerika. Masing-masing negara mempunyai sebutannya sendiri sesuai bahasa lokal mereka, seperti gayong dan cekak (Malaysia dan Singapura), bersilat (Thailand), dan pasilat (Filipina).
Pencak Silat adalah seni bela diri tradisional yang menjadi bagian integral dari kebudayaan Indonesia. Pada tanggal 12 Desember 2019, UNESCO secara resmi menetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) milik Indonesia. Pengakuan ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi.
Warisan Budaya Tak Benda mencakup praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, serta keterampilan yang diakui oleh masyarakat sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Dalam konteks ini, Pencak Silat diakui karena mengandung nilai spiritual, etik, dan filosofis, mewakili identitas dan kesinambungan budaya masyarakat Indonesia, dan mempunyai peran sosial dalam membangun karakter, solidaritas, dan kedisiplinan.
Setelah pengakuan dari UNESCO, Pencak Silat mulai berkembang sebagai fenomena global. Federasi Internasional Pencak Silat (PERSILAT) telah berdiri sejak 1980, dan kini memiliki anggota dari lebih 40 negara. Turnamen internasional seperti Kejuaraan Dunia Pencak Silat rutin diadakan dan menarik perhatian praktisi dari berbagai benua. Beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Belanda, dan Prancis, sudah memiliki komunitas dan perguruan silat yang aktif.
Dari perspektif dunia, Pencak Silat dipandang sebagai warisan hidup yang memperlihatkan kekayaan budaya Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Juga sarana diplomasi budaya yang memperkuat hubungan antar bangsa. Olahraga dan seni yang menggabungkan keindahan gerak, kekuatan, dan nilai-nilai luhur seperti hormat, kesabaran, dan keberanian.
Namun demikian, walaupun sudah mendapat pengakuan dunia, Pencak Silat menghadapi beberapa tantangan, seperti risiko komersialisasi dan distorsi nilai-nilai asli, kurangnya regenerasi di beberapa daerah karena minat generasi muda yang menurun, dan perluasan pelestarian tak hanya sebagai olahraga, tetapi sebagai karya budaya yang utuh.
Melalui dukungan pemerintah, komunitas budaya, dan diaspora Indonesia di luar negeri, Pencak Silat memiliki potensi besar untuk menjadi identitas budaya global Indonesia, sehingga bisa diintegrasikan dalam diplomasi kebudayaan dan pendidikan internasional. Harapanya, pencak silat ini akan terus hidup sebagai seni bela diri yang membangun karakter dan perdamaian.
Perlu diingat bersama bahwa Pencak Silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan warisan budaya tak benda yang merefleksikan nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia. Pengakuan UNESCO mempertegas posisinya dalam perspektif dunia dan membuka peluang besar untuk terus melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat sebagai kebanggaan bangsa di panggung internasional.