Kemah Nasional (Kemnas) Pramuka Al Washliyah akan diselenggarakan pada tanggal 8-10 Nopember 2024 di Kempa 2 Buperta Cibubur, Jakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan HUT ke-94 Al Washliyah tahun 2024 dengan tema: “Menyongsong Satu Abad Al Washliyah, Tingkatkan Peran dan Kolaborasi Organisasi Menuju Indonesia Emas 2045”. Apa yang bisa dipetik dari perkemahan nasional yang baru pertama kali dadakan oleh Al Washliyah tersebut? Satu hal yang paling utama tentu saja adalah bahwa ajang Kemnas Pramuka Al Washliyah itu mengajak kita semua untuk membaca kembali sejarah panjang Al Washliyah, sebagai sebuah organisasi keagamaan yang lahir di tahun 1930 lalu.
Pandu Al Washliyah sendiri yang lahir pada tanggal 8/9 Mei 1940 telah dileburkan ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, sebagai satu-satunya organisasi resmi kepanduan yang ada di Indonesia. Peleburan itu sudah pasti tidak mengurangi sama sekali kecintaan atau pengabdian para anggota Pramuka Al Washliyah terhadap Al Washliyah, sebagai kapal besar organisasi. Justru makin menumbuhkan rasa cinta dan pengabdian terhadap Al Washliyah. Peleburan Pandu Al Washliyah ke dalam Gerakan Pramuka juga adalah sebuah symbol dari bagaimana Al Washliyah sangat menghormati/ menghargai segala jeputusan Pemerintah RI, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena memang kelahiran Pandu Al Washliyah pada awalnya sangat kuat didorong oleh keinginan akan kemerdekaan, yang pada perjalanan selanjutnya menguatkan semangat NKRI.
Kemah Nasional (Kemnas) Pramuka Al Washliyah 2024 sejatinya memang mengajak semua untuk membaca kembali sejarah panjang Al Washliyah pada wilayah kebangsaan. Namun di balik itu, ada sesuatu yang lain, yang harus juga dicermati, yaitu bagaimana perhelatan Kemah Nasional (Kemnas) Pramuka Al Washliyah 2024 mampu membaca masa depan Al Washliyah sebagai sebuah organisasi, dalam kaitannya dengan perjalanan Republik Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara. Jika Al Washliyah telah mengukir sejarah, maka pertanyaan selanjutnya adalah: seberapa besar Al Washliyah lebih mampu lagi bergandengan tangan debgan elemen bangsa kita yang lain untuk menyongsong masa depan NKRI?
Dalam konteks perjalanan atau perkembangan bangsa dan negara, tantangan yang dihadapi oleh Al Washliyah di masa lalu tentu saja amat berbeda dengan tantangan di masa depan. Setidaknya, ada kompleksitas yang berbeda, karena memang berbeda secara ruang dan waktu. Jika di masa lalu tantangan yang dihadapi oleh Al Washliyah adalah bagaimana membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan, maka saat ini hingga ke depan adalah justru Al Washliyah ditantang untuk bagaimana memberikan kontribusi yang besar untuk mengisi kebebasan tersebut, seraya mempertahankan diri dari serbuan nilai-nilai budaya, moralitas dan modernitas dari luar, yang sangat gencar menyerang dan berpotensi merusak tatanan budaya dan moralitas bangsa dan negara Indonesia. Kontribusi besar itulah yang sangat diharapkan dari Al Washliyah.
Apa yang ada saat ini dan ke depan sebenarnya adalah sesuatu yang memiliki kecenderungan untuk membuat segenap anak bangsa terbuai di dalam alam mimpi dan progresivitas yang mampu mencabut akar budaya bangsa. Begitu terbukanya sistem informasi dalam balutan globalisasi akan merontokkan nilai-nilai budaya bangsa, jika saja tidak dicermati dan diperkuat oleh pertahanan moralitas. Modernitas – dalam bentuk apa pun – sudah pasti sulit untuk dihindari, tetapi yang bisa dilakukan adalah bagaimana menyaring segala hal yang masuk di dalam ukuran atau tata nilai yang ada dan terus ada di dalam perjalanan bangsa ini. Pada posisi inilah peran besar Al Washliyah sangat diharapkan. Intinya, jika di awal kelahirannya Al Washliyah mampu membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan, maka hari ini dan ke depan Al Washliyah selayaknya mampu mempertahankan bangsa dan negara dari potensi penjajahan budaya asing, serta mampu mempersiapkan generasi muda yg militant dan menjaga serta melindungi NKRI tercinta. KBP(P) DR.M.ZARKASIH, SH.,MH.,MSi / Ketua Sako Pramuka Alwasliyah tingkat Nasional/ Pembina Komenwa Indonesia/Ketua BPW Peradin Jkt .
Red”