
Lampung Timur –Kasus penyalahgunaan identitas terkait pernikahan ganda yang melibatkan Yeni Agustin, warga Desa Bakauheni, Lampung Selatan, tengah menjadi perhatian aparat penegak hukum (APH) dan instansi terkait. 26 – 02 – 2025.
Berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan oleh awak media kepada pihak KUA Lampung Selatan dan Kades Rajabasa Lama, ditemukan fakta bahwa Yeni Agustin menggunakan dua data identitas berbeda untuk menikah di dua tempat berbeda.
Pada pernikahan pertama, yang dilangsungkan di Lampung Selatan, Yeni Agustin tercatat sebagai seorang perempuan berstatus perawan dengan tanggal lahir 14 Agustus 1992, dan alamat di Muara Bakau, RT.001/RW.001 Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.
Namun, pada pernikahan keduanya di Lampung Timur pada tahun 2025, data Yeni Agustin yang digunakan berbeda, dengan tanggal lahir yang tercatat sebagai 1995. Dalam pernikahan ini, Yeni juga mencatatkan statusnya sebagai belum menikah, meskipun sebelumnya telah tercatat menikah di data administrasi lainnya.
Pelanggaran Hukum yang Dilanggar:
Pasal 263 KUHP (Pemalsuan Surat): Yeni Agustin diduga terlibat dalam pemalsuan data identitas di KTP dan Kartu Keluarga (KK) baru yang digunakan untuk pernikahan di Lampung Timur. Mengubah data kelahiran dan status pernikahan yang sebelumnya tercatat bisa dikategorikan sebagai pemalsuan dokumen yang merugikan pihak terkait.
Pasal 266 KUHP (Pemalsuan Keterangan atau Dokumen): Dalam hal ini, Yeni Agustin diduga memberi keterangan palsu mengenai status perkawinan dan identitasnya untuk memuluskan pernikahannya yang kedua dengan WNA asal Taiwan.
Pasal 279 KUHP (Menyembunyikan Fakta Perkawinan): Berdasarkan data yang ada, pernikahan kedua dilakukan setelah pernikahan pertama tercatat secara sah di Lampung Selatan, yang dapat menciptakan kerancuan dalam status pernikahan.
Pihak yang Diduga Terlibat:
Yeni Agustin: Sebagai pihak yang mengubah data identitas untuk tujuan pernikahan ganda dan memberi informasi palsu ke pihak terkait.
Kades Rajabasa Lama, Lampung Timur: Terlibat dalam proses verifikasi dan pencatatan data yang digunakan oleh Yeni Agustin. Kades sempat mengonfirmasi bahwa Yeni sebelumnya mengaku sebagai gadis perawan dan belum menikah.
Pihak KUA Labuhan Ratu: Sebagai lembaga yang mencatat pernikahan, KUA dapat membatalkan pernikahan kedua ini karena terindikasi adanya data yang tidak sesuai dan meragukan.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lampung Selatan: Sebagai pihak yang mengeluarkan surat keterangan sementara bagi Yeni Agustin dan mungkin dapat dilibatkan dalam investigasi terkait data yang digunakan dalam pernikahan pertama.
Pihak berwenang diharapkan untuk segera mengungkap dan memproses dugaan pelanggaran administrasi ini. Jika terbukti, tindakan hukum sesuai dengan pasal-pasal yang disebutkan di atas perlu diambil untuk memastikan keadilan bagi pihak-pihak yang dirugikan, termasuk pihak pertama yang menikah dengan Yeni Agustin di Lampung Selatan dan pihak kedua yang terlibat dalam pernikahan kedua.
KUA Labuhan Ratu : Dalam klarifikasinya, KUA menyatakan bahwa terdapat kesalahan administratif terkait status perkawinan Yeni Agustin dan menyarankan agar pernikahan kedua ini dapat dibatalkan jika terbukti adanya pelanggaran data.(Mr)
Red”