
Minggu 16 Februari 2025, pukul 15.15 WITA bertempat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali,
Tim Satgas Intelijen Reformasi dan Inovasi (SIRI) Kejaksaan Agung bersama Tim Kejaksaan Tinggi Kalimantan
Selatan berhasil mengamankan buronan yang masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan berdasarkan surat permohonan dari Kejaksaan Tinggi Kalimantan
Selatan perihal pengamanan terpidana.
Identitas Buronan yang diamankan, yaitu:
Nama/Inisial : Muhammad Khairuddin, A.Md.
Tempat lahir : Barabai
Usia/Tanggal lahir : 47 Tahun / 23 April 1997
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Direktur PT Batu Gunung Haruyan
Alamat : Desa Haringen, RT 002, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur,
Kalimantan Tengah
\
Adapun pengamanan tersebut dilakukan berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor: 240
K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 November 2015 yang menyatakan bahwa:
• Terpidana Muhammad Khairuddin telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana ”turut serta melakukan korupsi yang dilakukan secara berlanjut”;
• Menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan pidana denda sebesar Rp100.000.000
(seratus juta rupiah);
• Menghukum Terpidana untuk membayar uang pengganti sebesar Rp917.633.550 (sembilan ratus
tujuh belas juta enam ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus lima puluh rupiah).
Saat diamankan, Terpidana Muhammad Khairuddin bersikap kooperatif, sehingga proses pengamanannya
berjalan dengan lancar.
Selanjutnya, Terpidana dibawa ke Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan untuk
dilakukan eksekusi.
Jaksa Agung meminta jajarannya untuk memonitor dan segera menangkap buronan yang masih
berkeliaran, guna dilakukan eksekusi demi kepastian hukum. Jaksa Agung mengimbau kepada seluruh
buronan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan RI, untuk segera menyerahkan diri dan
mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena tidak ada tempat bersembunyi yang aman bagi buronan.
(K.3.3.1)
Red”