Rabat – Within its visit to Morocco with president Emmanuel Macron, French delegation announced on Tuesday (29-10-2024) investment plans in Moroccan Sahara as part of a broader suite of agreements and partnerships between the two countries.
Projects in Dakhla and the Guelmim-Oued Noun region are among the 10 billion euros ($10.8 billion) worth of initiatives announced during Macron’s three-day visit to Rabat, which include agreements to build and expand renewable energy and transportation infrastructure throughout the North African Kingdom.
In his speech at Morocco’s parliament, Macron said France’s policy shift in the Sahara territory would help write a new chapter in the close yet delicate relations between France and Morocco where it retains deep economic ties.
“The present and future of (Western Sahara) lie within the framework of Moroccan sovereignty,” he told an applauding audience at Morocco’s Parliament.
Referencing a July letter he wrote to King Mohammed VI announcing France’s position, Macron called Morocco’s plan to offer autonomy to the region’s Indigenous Sahrawis the “only” basis to resolve the decades-long conflict.
In a subsequent speech at the International University of Rabat, Macron again noted that several of the projects announced — including those by France’s development agency, AFD — were in Sahara territory. (PERSISMA/Ed)
“Terjemah”Indonesia”
Prancis Umumkan Investasi Baru di Sahara Maroko
Rabat – Dalam kunjungannya ke Maroko bersama presiden Emmanuel Macron, delegasi Prancis mengumumkan pada hari Selasa (29-10-2024) rencana investasi di Sahara Maroko sebagai bagian dari rangkaian perjanjian dan kemitraan yang lebih luas antara kedua negara.
Proyek-proyek di Dakhla dan wilayah Guelmim-Oued Noun termasuk di antara inisiatif senilai 10 miliar euro ($10,8 miliar) yang diumumkan selama kunjungan tiga hari Macron ke Rabat, yang mencakup perjanjian untuk membangun dan memperluas energi terbarukan dan infrastruktur transportasi di seluruh Kerajaan Afrika Utara.
Dalam pidatonya di parlemen Maroko, Macron mengatakan perubahan kebijakan Prancis di wilayah Sahara akan membantu menulis babak baru dalam hubungan yang erat namun rapuh antara Prancis dan Maroko, tempat Prancis mempertahankan ikatan ekonomi yang mendalam.
“Masa kini dan masa depan (Sahara Barat) berada dalam kerangka kedaulatan Maroko,” katanya kepada hadirin yang bertepuk tangan di Parlemen Maroko.
Merujuk pada surat yang ditulisnya pada bulan Juli kepada Raja Mohammed VI yang mengumumkan posisi Prancis, Macron menyebut rencana Maroko untuk menawarkan otonomi kepada penduduk asli Sahrawi di wilayah tersebut sebagai “satu-satunya” dasar untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Dalam pidato berikutnya di Universitas Internasional Rabat, Macron kembali mencatat bahwa beberapa proyek yang diumumkan — termasuk yang dilakukan oleh badan pembangunan Prancis, AFD — berada di wilayah Sahara. (PERSISMA/Red)