Dominasi hitungan cepat hasil Pilpres 2024 secara tidak langsung mengatakan pasangan Prabowo-Gibran adalah pemenang Pemilu. Pencapaian puncak politik Prabowo sedemikian tentu berliku dan penuh aral melintang. Setelah berkali-kali kalah dalam pentas pilpres, setelah bertubi-tubi melawan fitnah sebagai purnawiran-militer, bertubi-tubi mendapat dukungan mantan presiden SBY, hingga menjadikan Presiden Jokowi sebagai mentor politik memenangi pilpres 2024.
Mencermati rekam jejak dan perjalanan panjang perpolitikan Prabowo tentu tidak dapat dilihat secara kacamatakuda, citri politik jalan tengah Prabowo yang disebabkan bagian dari letupan komitmen nasionalismenya telah menjadikan Prabowo seperti hari ini, yakni Presiden RI ke-08, sesuai dengan kode 08 yang melekat pada dirinya.
Tanpa menganilis misteri pernyataan Gus Dur terkait Prabowo akan menjadi presiden dengan tidak di usia muda, namun semangat muda politik Prabowo bersama Gibran secara langsung telah menjawab apa yang diprediksi Gus Dur. Terdapat tantangan besar dipundak Prabowo setelah menjadi presiden RI memang benar, begitu pula tidak sedikit yang akan menjadi oposisi terhadap Prabowo. Adalah sebuah keniscayaan bagi presiden terpilih bahwa sisa-sisa pertempuran politik tidak dapat diselamatkan.
Namun demikian, melihat Prabowo sebagai presiden RI adalah babak baru atau lembaran baru kehidupan Prabowo dan lembaran lanjutan dari nasib bangsa ini. Sebagai seseorang yang pernah hidup di masa orde lama, seseorang yang turut andil dalam pergolakan politik keamanan di masa orde baru, hingga jatuh bangun dalam gelanggang politik, semua itu dengan kekuasaan yang telah dicapainya hari ini akan menjadi wajah baru perpolitikan Indonesia. Strategi politik satu musuh terlalu banyak, seribu musuh terlalu sedikit menjadikan Prabowo sebagai magnet politi koalisi Indonesia maju yang secara kasarnya dapat disebut kabinet jilid 3 usai Jokowi memimin Indonesia dua periode.
Ada peristiwa unik di balik layar politik Prabowo. Ada dua mantan presiden yang pasang badan terhadap Prabowo. Lebih dari tiga ketua umum partai politik memperjuangkan Prabowo, belum lagi para relawan yang tak kenal siang dan malam memperjuangkan Prabowo sebagai presiden. Semua hal ini secara politik adalah kemenangan yang menimpa Prabowo merupakan kemenangan rakyat, kemenangan Indonesia lebih maju.
Tentu, saat Prabowo jadi Presiden RI, ada sederet mata rantai masalah sekaligus tantangan yang tidak dapat diselesaikan dengan ucapan apresiasi. Terlebih tantangan melanjutkan pembangunan legasi politik yang dimulai sejak kepemimpinan Jokowi. Mencermati konteks politik kekinian berserta posturnya, tidak keliru rasanya jika mengatakan bahwa Prabowo dan Jokowi bagaikan dwi tunggal Indonesia 2024. Program politik nasional antara Jokowi dan Prabowo bagaikan gayung bersambut.
Kesuksesan Jokowi pasca memimpin Indonesia ada di tangan Prabowo, demikian sebaliknya, di balik kemenangan Prabowo, ada investasi cawe-cawenya Jokowi. Artinya, Indonesia hari ini sedang meletakkan masa depan di pundak Prabowo dan Jokowi. Perpaduan kebijakan politik antara Prabowo dan Jokowi dapat disebut sebagai lompatan ganda bagi arah politik Indonesia. Program kerakyatan memberantas stunting di Indonesia melalui bias program makan siang gratis bagi pelajar, hingga program startegis lainnya tentu membutuhkan langkah politik kolaboratif lintas parpol dan pemangku kuasa di republik ini.
Saat Prabowo jadi presiden RI belum tentu jadi ancaman, begitu juga sebaliknya. Kebangkitan gelombang kekuasaan dari poros Prabowo meski bagaimanpun tidak dapat dibendung. Gerak kerakyatan juga terselip dalam poros tersebut. Mencermati dan mengawal langkah politik Prabowo hari ini dan ke depannya ada tugas bersama sebagai mandat politik kebangsaan Indonesia. Ada visi keindonesiaan yang harus diperkuat terhadap Prabowo sebagai presiden RI, bahkan dalam konteks ini, berdasarkan rekam jejak politiknya, Prabowo cukup mentereng dari sisi pengalaman politik nasional dan global.
Tidak berhenti di situ, Prabowo pada suatu sisi adalah manusia biasa yang mendapat mandat rakyat secara politik, mandat konstitusi, terlebih upaya menjadikan Indonesia semakin berdaulat dan maju bukan sekadar di tangan Prabowo. Ada peran kita sebagai rakyat dalam mengayuh perahu bangsa ini. Tenpa kita sebagai rakyat barangkali negara akan melaju tanpa memperhatikan nasib rakyat. Atas dasar itulah, babak baru politik Prabowo sebagai Presiden RI baru saja dimulai, dan terkesan terlalu dini ketika kita menilai terlalu jauh terkait bagaimana nasib Indonesia di bawah kepemimpinan pasangan Prabowo-Gibran.
Sebab dunia ini akan terus bergelinding, bisa jadi menggelinding naik bahkan bisa jadi pula terjun bebas. Untuk itu, kisah politik bangsa ini tak kenal kata jeda, ia selalu hidup dari pemilu ke pemilu, detik per detik, termasuk apakah Gibran akan bersanding lagi dengan Prabowo ke depannya? atau justru berbalik arah dari politik Prabowo. Bersambung…