September 21, 2024

Dede Farhan Aulawisaat melatih Kesemaptaan Fikiran dengan pendekatan neuropsikologis di Batalyon B Resimen 1 Pasukan Pelopor Korbrimob, Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Tujuan pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan ketahanan berfikir, serta meningkatkan ketangguhan dalam pengendalian emosi. Dalam ilmu psikologi, emosi diartikan sebagai pola reaksi kompleks yang melibatkan pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialami individu.

Di dalam otak terdapat sistem limbik yaitu pusat pengaturan emosi, memori, dan perilaku seseorang. Sistem limbik terdiri dari sejumlah bagian yang memiliki fungsi berbeda. Ada hipotalamus, hipokampus, dan amigdala. Saat mengalami peristiwa tertentu, sistem limbik akan mengirim sinyal menuju ketiga bagian tersebut. Sinyal tersebut diproses dan membuat kita bereaksi secara spontan. Untuk itu diperlukan bagaimana cara menyadari atau memvalidasi setiap emosi yang dirasakan.

Sistem limbik dikenal sebagai korteks paleomammal, yaitu sekumpulan struktur yang saling berhubungan di otak, lebih khusus lagi di otak tengah. Amigdala adalah struktur kecil berbentuk almond di lobus temporal, terletak tepat di sebelah hipokampus. Fungsi utamanya adalah dalam respon emosional, termasuk perasaan bahagia, takut, marah dan cemas. Dengan mengevaluasi valensi emosional suatu situasi, amigdala membantu otak mengenali potensi ancaman.

Melalui *Pelatihan Dasar Kesemaptaan Fikiran* untuk menyeimbangkan harmoni gerak fisiologis tubuh dengan pola sistem pernafasan (respiratory system) akan terjadi harmoni keseimbangan untuk mensuplai kebutuhan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, khususnya otak guna menjaga fungsi sistem limbik secara optimal. Harmoni olah gerak ini akan menghasilkan neurotransmitter tertentu yang membuat merasa nyaman, seperti endorfin . Selain itu, meningkatkan aliran darah dan memasok oksigen ke otak bahkan dapat merangsang pertumbuhan sel otak baru , yang disebut juga neurogenesis hipokampus.

Otak adalah tempat berpikir dan kecerdasan, serta pusat kendali seluruh tubuh. Otak mengoordinasikan kemampuan untuk bergerak, menyentuh, mencium, mengecap, mendengar, dan melihat. Hal ini memungkinkan orang untuk membentuk kata-kata, berbicara, dan berkomunikasi, memahami angka, mengarang dan mengapresiasi musik, mengenali dan memahami bentuk geometris, serta membuat rencana ke depan. Otak membutuhkan nutrisi yang konstan. Hal ini memerlukan aliran darah dan oksigen dalam jumlah yang sangat besar dan terus menerus, dimana sekitar 25% aliran darah dari jantung. Hilangnya aliran darah ke otak selama lebih dari sekitar 10 detik dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Kekurangan oksigen atau kadar gula (glukosa) yang sangat rendah dalam darah dapat mengakibatkan berkurangnya energi pada otak dan dapat melukai otak secara serius dalam waktu 4 menit. Namun, otak dilindungi oleh beberapa mekanisme yang dapat bekerja untuk mencegah masalah tersebut. Misalnya, jika aliran darah ke otak berkurang, otak segera memberi sinyal pada jantung untuk berdetak lebih cepat dan lebih kuat, sehingga memompa lebih banyak darah. Jika kadar gula dalam darah menjadi terlalu rendah, otak memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin ( adrenalin ), yang merangsang hati untuk melepaskan simpanan gula.

Jika latihan ini dilakukan secara rutin, sekitar 20 menit di pagi hari dan 20 menit di sore hari maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Ia tidak akan mudah Lelah saat menerima beban fikiran yang berat, ketangguhan dan analisis berfikirnya akan tajam dan jernih, serta pengendalian emosinya akan maksimal. Semoga bermanfaat dalam melaksanakan tugas – tugas yang diemban secara baik dan maksimal untuk kepentingan bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *