November 22, 2024
IMG-20230913-WA0004

Kabupaten Semarang, Gunung Telomoyo menyimpan potensi panasbumi yang sangat besar, bahkan telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Panasbumi (WKP), namanya WKP Candi Umbul Telomoyo. WKP ini ditugaskan kepada PT Geo Dipa Energi untuk diulaksanakan melalui keputusan Menteri ESDM RI Nomor 1749 K/30/MEM/2017 tentang penugasan pengusahaan panasbumi kepada PT GDE di WKP Candi Umbul Telomoyo. PT GDE merencanakan pengembangan sampai dengan Commercial Operation Date (COD) dengan total pembangkitan sekitar 90 MW.

Pengembangan WKP Candi Umbul Telomoyo oleh BUMN Panas Bumi dalam hal ini PT GDE yang sejalan dengan program pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi nasional khususnya dari sektor energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan. Selain WKP yang statusnya sedang dikembangkan, terdapat pula WKP dalam proses pembangunan. WKP tersebut antara lain WKP Candi Umbul Telomoyo di Jawa Tengah, WKP Arjuno Welirang di Jawa Timur, WKP Wae Sano dan WKP Nage di Nusa Tenggara Timur, WKP Bittuang di Sulawesi Selatan dan WKP Jailolo di Maluku Utara. Proyek pembangunan WKP tersebut untuk mendukung Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Dikutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id bahwa PT Geo Dipa Energi (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan Special Mission Vehicle (SMV) di bawah pembinaan dan pengawasan Kementerian Keuangan yang memiliki tugas khusus untuk mendukung progam pemerintah dalam memenuhi kebutuhan listrik yang berasal dari energi panas bumi. PT Geo Dipa Energi (Persero) telah mengembangkan dua Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), yaitu WKP Dieng di Jawa Tengah dan WKP Patuha di Jawa Barat yang saat ini sudah beroperasi pembangkit listriknya.

Sistem panas bumi pada umumnya berkaitan dengan magmatism yang terbentuk di suatu daerah. Posisi geografis Indonesia yang terletak pada jalur gunung berapi (ring of fire) merupakan wilayah yang memiliki suatu potensi panas bumi. Pergerakan lapisan lempeng bumi (litosphere) dapat menimbulkan tabrakan antar lempeng, dimana magma panas dari dalam bumi akan naik lebih dekat ke permukaan dan selanjutnya membentuk gunung dan sistem panas bumi. Sumber panas dari magma yang mendekati permukaan ini yang kemudian dapat dimanfaatkan menjadi energi bersih.

Tanah subur disekitar WKP diharapkan benar-benar bisa terjaga dan dilestarikan dengan baik, dampak sosial, ekonomi bahkan lingkungan beserta mitigasi nantinya diharapkan benar-benar dilakukan sosialisasi mendalam sampai dengan akar rumput masyarakat bawah sehingga apa yang menjadi kegelisahan, kesimpang-siuran informasi bisa terakomodasi dan teratasi dengan baik, serhingga masyarakat menjadi subjek dalam program nasional tersebut. Diharapkan nantinya Bonus Produksi perusahaan bahkan dapat memupuk rasa kepemilikan oleh masyarakat terhadap kegiatan pengusahaan Panas Bumi sehingga tercipta hubungan yang sinergis antara masyarakat dengan badan usaha pengembang panas bumi dalam upaya pemanfaatan sumber daya Panas Bumi.

Dalam pantauan awak media 12-09-2023 saat melakukan pantauan di Pos Pengaduan yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat setempat yaitu Dr. H Anis Supriyadi memperlihatkan buku tamu dan pengaduan yang beragam dari masyarakat terdampak. Dari klarifikasi dimasyarakat terdampak (Kendal Nduwur dan Tlompak) yang awak media himpun dan wawancarai dilokasi berbeda, yaitu Ketua RW Dusun Tlompak (Siyono) mengatan bahwa, masyarakatnya sangat kawatir karena perkampunganya berada persis diatas lereng lokasi yang akan dilakukan pengeboran.”Jika nanti kawasan tersebut diratakan apakah tidak akan terjadi longsor.” Tanyanya.

Berbeda halnya dengan Maryono tokoh di dusun kendal Nduwur, beliau mengatakan bahwa jalanan utama diseputar kampungnya setiap tahun mengalami penurunan tanah, jika proyek ekplorasi panas bumi tersebut tidak dilakukan kajian yang mendalam akan dampak lingkungan, kekawatiranya tanah dan jalanan dikampungnya akan semakin labil. Bahkan tanaman yang dulunya subur akan mengalami kekeringan jika terjadi kegagalan dalam proyek pengeboran tersebut.

Selain dari pada itu maryono juga menceritakan sebuah kisah sejarah yang dituturkan oleh tokoh spiritual dikampunya, bahwa Naga Baru Klinting berasal dari Glinteran atau Gunung Petil (jurang melingkar diantara pegunungan) yang dibuat bertapa Naga Baru Klinting. Glinteran sendiri merupakan pusatnya air dari semua mata air yang ada di Banyubiru, jika gunung petil itu putus Banyubiru habis katanya.

Lipsus,Atok dan Tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *