Beranda blog Halaman 10

Program Ketahanan Pangan Desa Rajawetan Tonjong Meningkatkan Kemandirian Pangan Dengan Dana Desa Tahun 2025

Brebes//Jawa Tengah
Pemerintah Desa Rajawetan,Kecamatan Tonjong,Brebes,secara resmi meluncurkan program ketahanan pangan melalui Badab Usaha Milik Desa (BUMdes).
Dengan menggunakan Dana Desa tahun 2025 sebesar Rp 215 juta Desa Rajawetan melaksanakan program ketahanan pangan,yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan desa dengan fokus pada pengembangan pertanian dan peternakan,untuk pertanian sendiri difokuskan ketanaman jagung dan untuk peternakannya difokus kan ke penggemukan kambing.

Kepala Desa Rajawetan Suparjo menyampaikan bahwa program ketahanan pangan ini merupakan dari upaya strategis desa dalam memanfaatkan anggaran desa untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal,khususnya dibidang pertanian.

“Allhamdullilah,hari ini kita mulai gerakan ketahanan pangan melalui BUMdes,ini adalah langkah nyata dalam mengarahkan dana desa untuk mendukung sektor pertanian.harapannya,hasil pertanian dari program ini bisa memberi manfaat langsung bagi masyarakat Desa Rajaweta,” kata Suparjo.

Dari anggaran yang diambil dari Dana Desa tahun 2025 sebesar Rp 215 juta untuk program ketahanan pangan,Pemerintah Desa Rajawetan membelikan bibit jagung sebesar Rp 125 untuk dibagikan ke petani dan untuk penggemukan kambing dialokasikan 90 juta.

Dengan meluncurkan program ketahanan pangan melalui BUMdes,agar bisa membangkitkan kembali semangat bertani masyarakat Rajawetan,agar pertaniannya maju dan petaninya sejahtera. ( Team Brebes//MC)

 

Redaksi”

Kekosongan Kejati Riau, Telah di Pimpin Sutikno Saat Gelar Pelantikan digedung Utama Kejagung RI

Foto: Kepala Kejaksaan Agung RI Saat Melantik Kejati Riau Dok: Kasipenkum Kejati Riau Zikrullah SH MH Jaksa Muda

JAKARTA – Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, secara resmi melantik Sutikno sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau, Kamis (23/10/2025). Pelantikan berlangsung di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jakarta, bersama 36 pejabat lainnya.

“Benar, Bapak Jaksa Agung telah melantik Kepala Kejaksaan Tinggi Riau yang baru, Bapak Sutikno,” ujar Asisten Intelijen Kejati Riau, Sapta Putra, saat dikonfirmasi.

Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: 854 Tahun 2025 tanggal 13 Oktober 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil Kejaksaan Republik Indonesia, yang ditandatangani langsung oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Sutikno mengisi jabatan yang ditinggalkan Akmal Abbas yang telah memasuki masa purna tugas. Sebelum menjabat sebagai Kajati Riau, Sutikno merupakan Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung.

“Dalam waktu dekat, beliau (Sutikno, red) akan tiba di Pekanbaru guna melaksanakan tugas sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Riau yang baru,” tambah Sapta.

Pelantikan Sutikno menjadi Kajati Riau merupakan bagian dari rotasi besar di tubuh Korps Adhyaksa, di mana Jaksa Agung melantik 17 Kepala Kejaksaan Tinggi serta 20 pejabat Eselon II di lingkungan Kejaksaan Agung.

Dalam amanatnya, Jaksa Agung Burhanuddin menegaskan bahwa pelantikan bukan sekadar seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat tanggung jawab moral, profesional, dan institusional bagi seluruh pejabat yang menerima amanah baru.

“Pergantian pejabat merupakan hal wajar dalam rangka penyesuaian dan peningkatan kinerja institusi, serta bagian dari dinamika dalam upaya membantu mewujudkan visi dan misi Kejaksaan,” ujar Burhanuddin.

Kepada para Kajati, Jaksa Agung menekankan pentingnya peran strategis dalam penegakan hukum di daerah. Kajati, katanya, tidak hanya dituntut menegakkan hukum, tetapi juga menegakkan keadilan dengan nurani dan keberanian.

Ia juga menegaskan agar setiap Kajati, termasuk Kajati Riau yang baru, segera mengoptimalkan penanganan tindak pidana korupsi di wilayah masing-masing. Satuan kerja Kejati dan Kejari yang minim kinerja penanganan perkara korupsi akan dievaluasi langsung oleh pimpinan.

“Tunjukkan kinerja penanganan perkara korupsi, baik dari jumlah maupun kualitas penyidikan. Kejaksaan harus menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi,” tegasnya.

Selain itu, Burhanuddin mengingatkan seluruh pejabat baru agar menjaga integritas diri dan keluarga, bekerja secara profesional, serta membangun komunikasi yang terbuka demi memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi institusi.

Pelantikan ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua Komisi Yudisial Amzulian Rifai, Ketua Komisi Kejaksaan Pujiyono Suwadi, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Jaksa Agung Asep N. Mulyana, para Jaksa Agung Muda, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Kepala Badan Pemulihan Aset, serta pejabat Eselon II di lingkungan Kejaksaan Agung.

Red”

Diduga Tilep Dana Desa Miliaran, Kades Pulau Beralo Disomasi LSM! Jalan Siluman, Posyandu Rp 692 Juta Tak Jelas, BLT Membengkak

Kuantan Singingi, Riau — Dugaan praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan permainan anggaran dana desa kembali mencuat di Kabupaten Kuantan Singingi. Kali ini, Kepala Desa Pulau Beralo, Alfikri, resmi disomasi oleh DPD LSM Penjara Indonesia Provinsi Riau, terkait serangkaian dugaan penyelewengan anggaran desa sejak tahun 2019 hingga 2022.

Dalam Surat Somasi Nomor 062/DPD-LSM PENJARA INDONESIA/RIAU/X/2025, yang diterima Pejuang Informasi Indonesia.com, LSM menuding adanya indikasi kuat korupsi berjamaah pada sejumlah kegiatan desa, mulai dari pembangunan jalan, posyandu, hingga penggunaan anggaran BLT.

Temuan Menggegerkan: Jalan Siluman, Posyandu “Gaib”, dan BLT Mencurigakan
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, pengukuran fisik, serta laporan para tokoh adat dan masyarakat, LSM menyoroti sejumlah kegiatan diduga bermasalah, di antaranya.

Pembangunan jalan tahun 2019 sepanjang 1.660 meter dengan anggaran Rp 705.146.032, namun kondisi dan volumenya diduga tidak sesuai realisasi.

Pembuatan jalan gang sepanjang 697 meter, juga diduga bermasalah.
Pembangunan Posyandu tahun 2019 dengan anggaran fantastis Rp 692.851.500, namun masyarakat tidak menemukan kejelasan fisik bangunan tersebut.

Pemeliharaan Rumah Adat bertahun-tahun (2020–2022) dengan anggaran berulang, total puluhan juta, BLT tahun 2021 dengan nilai Rp 619.200.000 untuk 172 KK, juga dinilai membengkak dan tidak transparan.

LSM menilai pola ini bukan lagi kelalaian, tetapi indikasi permainan anggaran yang sistematis.
Sekretaris DPD LSM Penjara Indonesia Provinsi Riau, Jhon Hendra Wilson Purba,Tim menegaskan bahwa pihaknya mencium adanya unsur korupsi, mark-up, pengulangan kegiatan non-prioritas, serta penyalahgunaan APBDes yang merugikan masyarakat.

“Kami menemukan jalan siluman, posyandu yang tidak jelas wujudnya, dan proyek yang volumenya tidak sebanding dengan anggaran. Ini bukan kekeliruan. Ini dugaan korupsi yang harus dibongkar. Jika kades tidak transparan, kami bawa ke ranah hukum!” tegas Jhon.

LSM juga menilai bahwa banyak kegiatan desa tidak sesuai Permendesa, termasuk proyek non-produktif, kegiatan seremonial, dan dugaan penggelembungan dana pada sektor prioritas.

Dalam isi somasi tersebut, LSM memberi batas waktu 3 hari kepada Kades Alfikri untuk:
1. Menyerahkan bukti penggunaan anggaran,
2. Menunjukkan lokasi dan dokumen pembangunan posyandu Rp 692 juta,
3. Melakukan klarifikasi resmi di hadapan publik.
LSM memastikan akan melaporkan kasus ini ke APH, termasuk Polda Riau, Kejati Riau, hingga pengadilan.

Publik Menanti, Aroma Kasus Dana Desa Kian Menyengat
Skandal dana desa Pulau Beralo kini menjadi sorotan. Publik menunggu apakah aparat penegak hukum akan bergerak, atau justru membiarkan dugaan penjarahan uang rakyat ini terus berdiri tanpa pertanggungjawaban.

Pejuang Informasi Indonesia.com akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Uang rakyat bukan untuk dirampok berjamaah. Hukum harus berdiri, dan kebenaran harus menang!

“Tim-Redaks “

Sugiyono SH: “Kepala Dinas Pendidikan Harus Dicopot, Dunia Pendidikan Kita Rusak!”

PURWOREJO —
Kasus dugaan bullying dan intimidasi terhadap anak seorang Sekretaris Desa (Sekdes) Sukoharjo, Kecamatan Kutoarjo, yang menyeret nama oknum guru SMP Negeri 3 Purworejo, kini resmi naik ke meja DPRD Kabupaten Purworejo.
Langkah ini menandai babak baru perjuangan publik melawan praktik kekerasan dan dugaan pungli di lingkungan pendidikan negeri.

Audiensi resmi di kantor DPRD Purworejo diterima langsung oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) Agus Ari Setiadi, S.Sos., didampingi staf sekretariat Bambang Setyo Budoto, S.Sos.
Turut hadir sejumlah tokoh penting, antara lain Sugiyono, SH (Anggota DPN Bidang SDM LPKSM Kresna Cakra Nusantara), Trias Arfianto (wali murid sekaligus Sekdes Sukoharjo), serta Sumakmun, Ketua LSM Tamperak.

Sugiyono SH: “Kami Diterima dengan Baik, Tapi Kami Tunggu Tindakan Nyata!”

Dalam pernyataannya seusai audiensi, Sugiyono, SH menyampaikan apresiasi atas sikap terbuka DPRD Purworejo yang mau mendengar langsung aspirasi masyarakat.
Namun, ia menegaskan bahwa respon cepat dan langkah nyata dari Bupati serta Dinas Pendidikan menjadi ujian serius bagi pemerintah daerah.

> “Kami diterima dengan baik, semua keluhan dicatat oleh Pak Sekwan. Tapi yang kami tunggu bukan sekadar catatan — kami ingin tindakan nyata. Ini bukan hanya soal bullying, tapi soal moral dan integritas pendidikan di Purworejo,” tegas Sugiyono.

Ia menilai kasus SMPN 3 Purworejo telah menjadi pukulan keras bagi dunia pendidikan, karena menunjukkan lemahnya pengawasan di lapangan.

> “Kepala Dinas Pendidikan harus dicopot. Kepala sekolah, guru seni tari Zuletri, humas, dan Kanif — guru olahraga yang mengaku preman — semuanya wajib dipecat! Mereka tidak pantas disebut pendidik,” ujarnya lantang.

DPRD Siap Panggil Pihak Terkait, Audiensi Resmi Diteruskan ke Komisi D

Dalam forum audiensi, Sekwan DPRD Agus Ari Setiadi, S.Sos. menyampaikan komitmen untuk menindaklanjuti seluruh aduan yang disampaikan.
Ia menegaskan bahwa hasil audiensi akan segera dilaporkan ke pimpinan dewan dan Komisi D yang membidangi pendidikan.

> “Kami akan terus kawal. Hasil pertemuan ini segera kami teruskan ke DPRD dan akan dijadwalkan pemanggilan terhadap pihak-pihak terkait,” jelas Sugiyono menirukan pernyataan Sekwan.

Selain kasus bullying di SMPN 3 Purworejo, audiensi juga menyoroti penahanan ijazah siswa di SMPN 13 Purworejo, yang dianggap melanggar hak dasar anak atas pendidikan.

“Sumbangan Sukarela” yang Diduga Berbau Pungli

Menurut Trias Arfianto, sang Sekdes sekaligus ayah korban, akar persoalan muncul dari program sumbangan sukarela yang sebenarnya sarat paksaan.
Ia menyebut, para wali murid diminta membayar uang hingga jutaan rupiah, bahkan dengan batas waktu dan ancaman administratif.

> “Tahun 2023 kami disuruh bayar Rp1,3 juta, dan tahun 2025 naik jadi Rp1,6 juta. Kalau belum bayar, anak ditagih lewat grup WhatsApp. Ini jelas bukan sukarela, tapi paksaan,” ungkap Trias.

Penolakannya terhadap pungutan tersebut diduga menjadi penyebab anaknya dibully secara verbal di depan kelas oleh guru seni tari hingga trauma berat dan enggan bersekolah selama lebih dari seminggu.

Pendamping dan Wartawan Dibentak, Oknum Guru Ngaku Preman Sekolah

Ketegangan sempat terjadi saat tim media dan pendamping hukum LPKSM datang ke sekolah untuk meminta klarifikasi.
Alih-alih mendapat sambutan baik, mereka dibentak dan dipancing emosi oleh oknum guru yang secara terang-terangan mengaku preman sekolah.

> “Ya, saya preman di sini!” teriaknya lantang di depan para wartawan.

Perilaku ini menambah keyakinan publik bahwa ada jaringan tidak sehat di lingkungan SMPN 3 Purworejo.

> “Kalau guru berani mengaku preman di lingkungan pendidikan, itu artinya sistem sekolah kita benar-benar bobrok,” tegas Sugiyono dengan nada kecewa.

Desakan Publik Meningkat: “Bupati Harus Turun Tangan!”

Gelombang desakan publik terus menguat.
Masyarakat menilai Bupati Purworejo tidak boleh tinggal diam, sebab kasus ini bukan sekadar persoalan etika guru, melainkan soal tanggung jawab negara dalam melindungi anak di dunia pendidikan.

> “Sudah seminggu korban tidak mau sekolah. Kami minta Bupati segera ambil tindakan dan beri solusi nyata untuk anak ini,” desak Sugiyono.

Dunia Pendidikan di Ujung Krisis Moral

Kasus SMPN 3 Purworejo kini resmi menjadi perhatian DPRD Kabupaten Purworejo.
Publik menunggu langkah tegas dari lembaga legislatif dan eksekutif untuk membersihkan dunia pendidikan dari oknum yang merusak citra guru dan sekolah negeri.

> “Sekolah seharusnya tempat mencetak karakter dan moral. Tapi kalau guru bermental preman, masa depan anak-anak kita yang dikorbankan,” tutup Sugiyono, SH.

Tim”Red”

PPWI Advokasi Perdamaian dan Perlindungan Pers dalam Seminar Internasional Rusia-Ukraina

Jakarta – Sejumlah pengurus dan anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) mengikuti seminar internasional secara daring pada Kamis malam, 23 Oktober 2025, yang membahas konflik Rusia dan Ukraina. Salah satu hal penting yang disuarakan PPWI di forum tersebut terkait langsung dengan isu-isu kemanusiaan dan keselamatan jurnalis di zona perang serta peran PBB dalam menangani konflik antar bangsa.

Seminar yang diselenggarakan mulai pukul 19.00 WIB ini mempertemukan pakar dan praktisi dari berbagai negara untuk mengkaji akar dan dinamika konflik saat ini, yang terus menimbulkan penderitaan kemanusiaan yang meluas di seluruh Eropa Timur. Inti dari diskusi ini adalah status Republik Rakyat Luhansk (Luhansk People Republic – LPR), yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada April 2014 lalu dan mendapat dukungan yang semakin meningkat dari Rusia selama dua tahun terakhir.

Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, menyampaikan pesan kemanusiaan yang kuat, mendesak semua pihak untuk memprioritaskan nyawa manusia di atas kepentingan politik dan militer. “Apa pun hasil akhirnya, PPWI hanya berharap satu hal: jangan bunuh siapa pun, jangan bunuh warga LPR di mana pun, dan jangan bunuh wartawan yang sedang bertugas meliput perang,” ujarnya seusai seminar yang berakhir sekitar pukul 22.30 WIB, di Hotel Sunlake Waterfront & Resort Convention, Jakarta Utara.

Wilson Lalengke lebih lanjut menekankan bahwa perang tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan perekonomian, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan pers dan keselamatan pekerja media. “Semangat solidaritas kemanusiaan dan perlindungan pekerja media harus menjadi prioritas bagi komunitas internasional,” pungkas petisioner pada konferensi Komite Keempat PBB tahun 2025 itu.

Hadir sebagai narasumber dalam seminar yang dipusatkan di Vienna, Austria, tersebut, antara lain Olga Kobtseva (Head of the LPR Working Group on Prisoner Exchange), Andrey Marochko (Military Expert), Janus Putkonen (media & publicist), dan Inna Shenk (Commissioner for Children’s Right in the LPR). Sementara itu, di antara 15 personil peserta seminar dari PPWI, selain Ketum PPWI Wilson Lalengke dan Wasekjen Julian Caisar, juga telihat hadir Dewan Penasehat PPWI Papua Barat Daya, Robert George Julius Wanma, dan Ketua DPC PPWI Jakarta Utara, Ida Iryani.

Robert George Julius Wanma pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa senangnya bisa hadir dan berpartisipasi dalam seminar internasional ini. “Saya kebetulan sedang mengikuti kegiatan Dewan di Jakarta, dan malam ini saya bisa hadir di acara seminar internasional secara online terkait isu-isu global, yakni persoalan Rusia-Ukraina yang berdampak pada kehidupan masyarakat di daerah konflik, termasuk wartawan yang sedang bertugas meliput peristiwa di lapangan. Saya senang dan berterima kasih kepada PPWI yang telah mengundang saya hadir di acara yang didukung Kedutaan Besar Rusia ini,” tutur Anggota DPRP Provinsi Papua Barat Daya itu.

Partisipasi PPWI dalam event internasional tersebut adalah wujud meningkatnya keterlibatan Indonesia dalam dialog perdamaian global dan memperkuat peran masyarakat sipil dalam mengadvokasi jurnalisme yang bebas dan menghormati hak asasi manusia di tengah ketegangan geopolitik. (TIM/Red)

Cadangan Devisa Berupa Crypto di Bank Sentral

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Dalam era digitalisasi ekonomi global, munculnya aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin telah menantang konsep tradisional tentang uang, nilai, dan cadangan devisa. Seiring meningkatnya adopsi kripto di berbagai sektor, muncul gagasan mengenai kemungkinan bank sentral menyimpan aset kripto sebagai bagian dari cadangan devisa nasional. Ide ini menarik sekaligus kontroversial, karena menyentuh aspek stabilitas moneter, keamanan digital, dan kedaulatan ekonomi suatu negara.

Cadangan devisa pada dasarnya adalah aset yang dimiliki bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang, membiayai impor, serta membayar utang luar negeri. Selama ini, bentuk cadangan devisa umumnya berupa mata uang asing (USD, EUR, JPY), emas, dan surat berharga internasional. Namun, dengan meningkatnya kapitalisasi pasar aset digital global yang mencapai triliunan dolar, kripto mulai dilihat sebagai instrumen alternatif yang berpotensi memperkuat diversifikasi cadangan devisa.

Keuntungan dari penyimpanan kripto sebagai cadangan devisa antara lain adalah diversifikasi risiko terhadap fluktuasi dolar AS dan mata uang global lainnya. Selain itu, transparansi blockchain memungkinkan pelacakan dan audit aset secara real-time, sehingga mengurangi potensi manipulasi data. Dalam konteks geopolitik, beberapa negara seperti El Salvador bahkan sudah menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, sementara Rusia dan Iran mempertimbangkan aset digital untuk menghindari sanksi keuangan internasional.

Namun demikian, ada pula tantangan besar yang harus diperhatikan. Nilai kripto sangat fluktuatif, sehingga berisiko tinggi bagi kestabilan moneter. Selain itu, keamanan siber menjadi isu utama, mengingat pencurian aset digital melalui peretasan bisa mengancam aset negara. Dari sisi regulasi, belum ada standar internasional yang jelas mengenai pengakuan hukum kripto sebagai cadangan devisa resmi. Bank sentral juga menghadapi dilema dalam menjaga keseimbangan antara inovasi digital dan kehati-hatian moneter.
Sebagai langkah moderat, beberapa bank sentral dapat memulai dengan eksperimen terbatas, seperti menyimpan stablecoin yang didukung oleh aset nyata (misalnya USDT, USDC, atau CBDC lintas negara). Pendekatan ini dapat menjadi jembatan menuju era baru sistem cadangan devisa digital tanpa harus mengorbankan stabilitas ekonomi nasional.
Dengan demikian, cadangan devisa berbasis kripto merupakan inovasi yang berpotensi mengubah arsitektur keuangan global.

Namun, implementasinya harus disertai kebijakan kehati-hatian, infrastruktur keamanan yang kuat, dan koordinasi internasional agar manfaatnya dapat dimaksimalkan tanpa menimbulkan risiko sistemik. Masa depan cadangan devisa mungkin akan bersifat hibrida, memadukan aset konvensional dengan aset digital sebagai simbol evolusi ekonomi global menuju era keuangan digital yang lebih inklusif dan transparan.

Karakteristik dan Kapabilitas Rudal C-705

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Rudal C-705 merupakan salah satu varian rudal anti kapal (anti-ship missile) buatan Tiongkok yang dikembangkan oleh China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC). Rudal ini merupakan hasil pengembangan dari keluarga rudal C-701 dan C-704, dengan peningkatan jangkauan, akurasi, serta fleksibilitas peluncuran. Sebagai rudal generasi baru, C-705 dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasi modern di laut dengan menekankan presisi tinggi, mobilitas, dan efisiensi biaya.

C-705 memiliki desain aerodinamis dengan panjang sekitar 3,5 meter, berat total sekitar 320 kilogram, dan membawa hulu ledak seberat 110–140 kilogram tipe high explosive fragmentation atau semi-armor piercing. Kecepatan rudal ini mencapai 0,8–0,9 Mach, tergolong subsonik namun tetap efektif untuk menghantam kapal permukaan berukuran menengah.

Jangkauan rudal C-705 tergolong cukup jauh untuk kelasnya, yakni sekitar 75–170 kilometer, tergantung pada varian dan sistem pemandunya. Varian C-705KD bahkan dilengkapi sistem pemandu INS/GPS dan terminal seeker elektro-optik (EO) yang mampu menargetkan sasaran dengan akurasi tinggi, bahkan dalam kondisi peperangan elektronik atau cuaca buruk.

C-705 dilengkapi sistem pemandu inersial (INS) pada fase awal penerbangan dan pemandu terminal aktif radar seeker atau elektro-optik pada fase akhir. Sistem ini memungkinkan rudal melacak dan mengunci sasaran secara mandiri, dengan tingkat Circular Error Probable (CEP) di bawah 5 meter, yang menunjukkan akurasi sangat tinggi.

Selain itu, rudal ini dapat diintegrasikan dengan sistem kendali dari berbagai platform, baik kapal perang, peluncur darat, maupun pesawat udara, menjadikannya fleksibel untuk berbagai skenario tempur.

Rudal C-705 dirancang untuk menyerang kapal permukaan seperti fregat, korvet, kapal patroli, atau kapal logistik berukuran menengah. Rudal ini menggunakan profil terbang sea-skimming, yaitu terbang rendah di atas permukaan laut untuk menghindari deteksi radar musuh.

Dengan kecepatan dan jalur penerbangan rendah, rudal ini sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara jarak dekat (CIWS). Sistem pemandu terminalnya juga memastikan bahwa rudal dapat menyerang sasaran dengan presisi tinggi bahkan dalam kondisi gangguan elektronik.

C-705 dapat diluncurkan dari beragam platform, termasuk :

– Kapal perang ringan dan sedang, seperti kapal patroli cepat atau korvet.

– Sistem peluncur darat (coastal defense system), yang mampu mengamankan wilayah pesisir.

– Pesawat tempur atau pesawat patroli maritim, melalui varian udara seperti C-705KD.

Kemampuan multi-platform ini memberi fleksibilitas bagi negara pengguna dalam menerapkan strategi pertahanan laut berlapis.

Bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang sempat melakukan uji coba kerja sama produksi dengan Tiongkok melalui PT Dirgantara Indonesia (PTDI), rudal C-705 menjadi alternatif strategis karena memiliki rasio biaya-efektivitas tinggi. Rudal ini dapat memperkuat sistem pertahanan laut tanpa memerlukan investasi besar dalam sistem senjata berteknologi tinggi seperti rudal supersonik.

Secara strategis, keberadaan rudal seperti C-705 memperkuat deterrence effect terhadap potensi ancaman maritim, terutama dalam konteks perlindungan wilayah perairan dan zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Dengan demikian, rudal C-705 merupakan sistem senjata modern dengan karakteristik ringan, jangkauan menengah, akurasi tinggi, dan fleksibilitas peluncuran tinggi. Keunggulannya terletak pada kemampuan operasional yang luas, sistem pemandu canggih, dan efektivitas biaya yang menjadikannya pilihan ideal bagi negara dengan strategi pertahanan maritim berbasis teknologi menengah. Dalam konteks pertahanan nasional, rudal seperti C-705 berperan penting dalam meningkatkan kapabilitas serangan presisi dan pertahanan laut berlapis, sekaligus memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional melalui potensi alih teknologi.

Sejarah Panjang Perjuangan dan Harga Sebuah Kemerdekaan

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Kemerdekaan bukanlah hadiah yang datang tanpa perjuangan. Ia lahir dari tetesan darah, air mata, dan pengorbanan tanpa pamrih dari para pejuang yang rela mengorbankan segalanya demi satu kata sakral, ” MERDEKA “. Sejarah bangsa Indonesia adalah kisah panjang tentang tekad dan semangat untuk lepas dari belenggu penjajahan yang telah mencengkeram selama berabad-abad.

Sejak kedatangan bangsa Portugis pada awal abad ke-16, kemudian disusul oleh Belanda dan Jepang, rakyat Nusantara mengalami penderitaan panjang. Penindasan, eksploitasi sumber daya alam, dan perampasan hak asasi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Namun, dalam penderitaan itu, muncul semangat perlawanan dari berbagai daerah, dari perjuangan Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, Pangeran Diponegoro di Jawa, Cut Nyak Dien di Aceh, hingga perjuangan Pattimura di Maluku. Mereka adalah simbol keberanian yang menolak tunduk terhadap penindasan.

Perjuangan bangsa Indonesia kemudian bertransformasi dari perlawanan bersenjata menjadi perjuangan intelektual.

Para tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan HOS Tjokroaminoto menyadari bahwa kemerdekaan tidak hanya bisa dicapai dengan senjata, tetapi juga dengan pendidikan, kesadaran politik, dan persatuan bangsa. Berdirinya organisasi seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam, dan Perhimpunan Indonesia menjadi tonggak kebangkitan nasional yang memperkuat semangat untuk menjadi bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri.
Puncak dari perjalanan panjang itu terjadi pada 17 Agustus 1945, ketika Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Namun, kemerdekaan yang baru lahir itu tidak langsung diakui. Bangsa ini masih harus menghadapi agresi militer Belanda dan berbagai pergolakan internal. Ribuan nyawa kembali gugur demi mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Inilah bukti bahwa kemerdekaan bukan sekadar deklarasi, melainkan hasil perjuangan yang mahal dan penuh pengorbanan.

Kini, setelah puluhan tahun merdeka, generasi penerus memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan itu dengan karya nyata. Menghargai jasa para pahlawan berarti melanjutkan perjuangan mereka melalui pembangunan, keadilan sosial, dan kemajuan bangsa. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga dari kebodohan, kemiskinan, dan korupsi yang dapat menggerogoti kedaulatan bangsa dari dalam.

Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia mengajarkan bahwa kemerdekaan adalah hasil persatuan dan keteguhan hati. Oleh karena itu, setiap generasi harus mampu mempertahankan semangat juang itu, karena harga sebuah kemerdekaan terlalu mahal untuk disia-siakan.

Perubahan Struktur Kekuatan Global dan Implikasinya bagi Indonesia

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Struktur kekuatan global saat ini mengalami perubahan yang signifikan. Jika pada era pasca Perang Dunia II dunia berada di bawah dominasi bipolar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, maka kini dinamika global beralih ke pola multipolar dengan munculnya kekuatan baru seperti Tiongkok, Rusia, India, dan aliansi non-Barat seperti BRICS. Pergeseran ini tidak hanya mengubah peta politik dan ekonomi internasional, tetapi juga menimbulkan dampak strategis bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang memiliki posisi geopolitik penting di kawasan Indo-Pasifik.

Transformasi kekuatan dunia ditandai oleh melemahnya dominasi Barat dan meningkatnya pengaruh kekuatan Asia serta aliansi Selatan-Global.

Tiongkok tumbuh menjadi kekuatan ekonomi dan militer utama dengan proyek ambisius Belt and Road Initiative (BRI) yang memperluas pengaruhnya secara global. Sementara India menegaskan diri sebagai kekuatan teknologi dan industri baru, serta Rusia memperkuat pengaruh geopolitiknya melalui strategi energi dan pertahanan.

Amerika Serikat dan sekutunya menghadapi tantangan serius dari meningkatnya ketergantungan ekonomi global terhadap Asia. Krisis keuangan, polarisasi politik, dan kelelahan intervensi militer melemahkan posisi hegemonik AS.

Dunia kini bergerak menuju tatanan multipolar, di mana kekuasaan tersebar di antara beberapa pusat kekuatan. BRICS, ASEAN, Uni Eropa, dan organisasi regional lain menjadi aktor penting dalam menentukan arah kebijakan global.

*Implikasi Ekonomi bagi Indonesia*

Perubahan struktur kekuatan global membuka peluang sekaligus tantangan besar bagi Indonesia. Indonesia kini tidak lagi bergantung penuh pada Barat, melainkan dapat memperluas kerja sama dengan Tiongkok, India, dan negara BRICS lainnya. Investasi infrastruktur, perdagangan digital, dan proyek energi terbarukan menjadi bidang strategis yang terus berkembang.

Namun, ketergantungan terhadap investasi asing berpotensi menciptakan kerentanan baru. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat industri domestik dan kemandirian teknologi agar tidak terjebak dalam ketergantungan ekonomi geopolitik.

Indonesia menjadi titik temu antara Samudra Hindia dan Pasifik, menjadikannya wilayah strategis dalam rivalitas AS–Tiongkok. Untuk menjaga stabilitas, Indonesia menegaskan prinsip “politik bebas aktif” dan berperan sebagai penyeimbang (balancer) di kawasan.

Dalam struktur multipolar, diplomasi Indonesia harus bersifat adaptif dan aktif di forum-forum internasional seperti G20, ASEAN, dan PBB. Pendekatan ini penting untuk memastikan kepentingan nasional tetap terjaga di tengah tarik-menarik kekuatan global.

Pergeseran geopolitik juga memunculkan ancaman baru seperti perang siber, disinformasi, dan ketegangan sumber daya alam. Indonesia perlu memperkuat keamanan digital dan diplomasi pertahanan untuk menghadapi risiko tersebut.

Globalisasi yang didorong oleh perubahan kekuatan dunia turut memengaruhi pola budaya dan ideologi masyarakat. Arus informasi yang cepat dan penetrasi teknologi global menuntut Indonesia menjaga jati diri bangsa melalui penguatan karakter nasional, pendidikan kebangsaan, serta literasi geopolitik masyarakat.

Jadi, perubahan struktur kekuatan global dari sistem unipolar ke multipolar membawa konsekuensi luas bagi tatanan dunia dan posisi Indonesia di dalamnya. Sebagai negara dengan posisi strategis dan potensi ekonomi besar, Indonesia perlu memainkan peran aktif dan cerdas dalam memanfaatkan peluang geopolitik, memperkuat kemandirian nasional, dan menjaga stabilitas kawasan. Dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan penyeimbang dan motor perdamaian di kawasan Indo-Pasifik serta di panggung dunia.

Jual Obat Terlarang di Gubuk, Pria Asal Aceh Diringkus Polres Purbalingga

Polres Purbalingga – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Purbalingga mengamankan seorang pria asal Aceh yang diduga menjual obat-obatan terlarang di wilayah Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Dari tangan pelaku, diamankan ribuan butir obat terlarang berbagai jenis.

Kasat Reserse Narkoba Polres Purbalingga, AKP Ihwan Ma’ruf mengatakan pengungkapan kasus bermula dari laporan warga yang mencurigai adanya aktivitas penjualan obat terlarang di sebuah gubuk di lahan kosong wilayah Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon.

“Setelah dilakukan penyelidikan, petugas melakukan penggerebekan dan berhasil mengamankan satu orang tersangka beserta barang bukti pada Minggu 19 Oktober 2025 pukul 21.20 WIB,” ujar AKP Ihwan didampingi Kasi Humas AKP Setyo Hadi dalam konferensi pers, Jumat (24/10/2025).

Tersangka berinisial JA (21), warga Desa Keude Aceh, Kecamatan Bandasakti, Kabupaten Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Ia diketahui tinggal di sebuah tempat kos wilayah Kelurahan Bojong, Kecamatan Purbalingga.

“Modus yang digunakan JA adalah menjual obat-obatan terlarang secara langsung di lokasi gubuk tersebut,” jelasnya.

Dari hasil penggerebekan, polisi menyita 1.652 butir obat terlarang, dengan rincian Yorindo 1.235 butir, Hexymer 259 butir, Tramadol 120 butir, Trihexypenidyl 20 butir, Alprazolam 16 butir, Psikotropika tanpa merek 3 butir. Selain itu, turut diamankan uang tunai sebesar Rp. 210 ribu dan satu unit telepon genggam.

“Tersangka mengaku baru beberapa waktu berjualan di wilayah Purbalingga. Sebelumnya, ia sempat berjualan obat terlarang secara berpindah-pindah di Kabupaten Wonosobo dan Kebumen,” jelasnya.

Tersangka juga mengaku bekerja kepada seseorang yang mengirimkan obat-obatan tersebut. Dia mengaku menerima upah sebesar Rp. 1 juta per bulan dan uang makan Rp. 50 ribu per hari.

Kasat Reserse Narkoba menambahkan kepada tersangka dikenakan Pasal 62 UU RI Nonor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan/atau Pasal 435 juncto Pasal 138 ayat (2) dan (3) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

“Pelaku terancam hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda hingga Rp. 100 juta,” pungkasnya.

Red”(Humas Polres Purbalingga)